Senin, 23 Juli 2012

Minggu, 22 Juli 2012

Satu hal yang perlu diperhatikan oleh semua manusia adalah kenyataan bahwa setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangannya sendiri. Kelemahan dan kekurangan itu sering menghambat manusia untuk berbuat hal yang baik dan benar, seperti yang diperintahkan TUHAN, dan menyebabkan manusia jauh dari TUHAN.
Setiap manusia, bahkan yang paling suci sekalipun, memilikinya, termasuk saya.

Semua berawal di hari Minggu pagi, di mana gue memulai hari dengan bermain PSP (satu kebiasaan buruk gue, memulai hari dengan memainkan gadget). Kebetulan PSP itu baru saja diperbaiki, jadi boleh kan kalau gue ingin mencoba game-game baru :)
Kebetulan, adek gue baru memasukkan satu game baru, yaitu Grand Theft Auto atau GTA. Adek gue memang lagi demen banget sama game ini, dan gue tak tahu kenapa, sampai di detik gue main game itu.
Emang sih, gamenya termasuk jenis game jahat, yang tidak seharusnya dimainkan anak-anak, karena mengandung banyak hal yang belum pantas diketahui anak-anak (baca : ilmu untuk usia 18 tahun ke atas)
TAPI, menutup mata dari kenyataan di atas, GAMENYA ASIK BANGEDH.
Di game itu pemain akan berperan sebagai seseorang yang tugasnya adalah MERAMPOK, MEMBUNUH ORANG, IKUT KEGIATAN GANGSTER, MENJUAL OBAT-OBATAN TERLARANG, dan sebagainya yang jahat-jahat, termasuk ditangkap polisi dan mati konyol. Di situ nanti pemain harus menyelesaikan beberapa misi, dan nanti kalau misinya sudah selesai, pemain akan mendapatkan sejumlah uang. Kalau sedang tidak ada misi, pemain bisa menghabiskan waktu dengan berjualan obat terlarang, yang dealernya tersebar di seluruh bagian kota.
Benar-benar bukan game anak-anak kan? tapi asli, itu seru banget.
Dan begitulah, sepertinya gue terhipnotis oleh game itu dan menjadi sangat ketagihan, sehingga sangat sulit untuk berhenti main. Dan tanpa disadari, waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.
Sebenarnya, gue nggak sadar itu udah jam 6 kalau bukan karena adek gue (yang satunya, adek gue ada dua) berteriak seperti ini, "Kak, ayo ke gereja!"
Yap, saya menganut agama Katolik, meskipun saya bukan penganut agama yang baik, karena saya lebih suka beribadah sesuai keinginan hati saya, jarang ikut kegiatan gereja, datang gereja hanya pada hari minggu dan hari raya, itupun tak selalu datang. Tak masalah yang seperti itu, menurut saya, selama yang saya imani dan hayati dalam hati adalah TUHAN yang Esa.
Padahal, iman tanpa perbuatan adalah mati.
Dan begitulah, karena gue lagi senang-senangnya main, dengan enteng gue menjawab, "nggak mau, males!"
Beberapa menit kemudian, adek gue berkata lagi, "kak, ayo ke gereja!"
Gue menjawab lagi, dengan kasar, "udah dibilangin nggak mau juga! Males!"
Dan beberapa menit berikutnya, gue dipenuhi dengan rasa bersalah yang tidak menyenangkan. Kalau kata guru gue di sekolah, itu namanya dimarahi hati nurani, karena gue sudah menolak melakukan hal yang baik dan benar. Bukan hanya perasaan yang tidak menyenangkan itu saja, di game gue selalu kalah terus. Kalau nggak ketangkep polisi, ya mati konyol. Terus seperti itu sampai gue bete, dan akhirnya gue berhenti main. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 6.15.
Selama beberapa menit, gue menimbang-nimbang apakah gue harus ke gereja atau tidak, mengingat gue udah terlambat. Fyi, gerejanya itu jam 6.45. Jakarta macet, belom lagi gue siap-siap. Sebenarnya gue nggak masalah aja dengan keterlambatan itu, tetapi kemalasan gue (satu lagi kebiasaan buruk gue) banyak menghambat. Maka, terjadilah pertempuran hati (lagunya Netral :D) antara hati nurani dengan kemalasan.
Ternyata, hati nurani gue lebih kuat, karena setelah pergumulan panjang, akhirnya gue menyerah, dan pergi ke gereja.
Dan saya tidak menyesal pergi ke gereja.
Sesampainya di gereja, saya bertemu dengan orang dalam mimpi (baca post sebelumnya). UKYAAAA :3 aku seneng hohoo karena bisa lihat dia :3 mau ngobrol, sebenarnya, tapi gue malu :P dan kalau anda kenal saya banget, anda pasti bisa menebak kalau mengobrol dengannya adalah hal terakhir yang akan saya lakukan. Hal yang pertama dilakukan? Tentu saja... kabur.
Tetapi, keberutungan pergi ke gereja tidak begitu saja berakhir.
Karena kebetulan petugas tata laksana misa hari ini ternyata lingkungan (keterangan : gereja itu dibagi dalam paroki, lalu paroki dibagi menjadi lingkungan. kayak RT RW gituloh) gue, jadinya gue ditawarin pulang bareng alias gue bisa nebeng :) untung dua ribu rupiah hohoo :) Lumayan, karena itu emang udah malem banget, sekitar pukul sembilan lewat. Udah hemat ongkos, nggak capek pula. Terimakasih TUHAN, karena aku nggak harus pulang naik angkot di malam hari yang sepi ini :)
Then, when we're otewe (baca : on the way), tiba-tiba orag lingkungan yang gue tebengin ini nawarin makan, karena tadi waktu ngitung kolekte, gue sempet nyeletuk gini, "aduh, laper."
*Nggak, gue nggak bilang begitu biar ditraktir, celetukan itu otomatis aja muncul :) bad habit
Jadilah, sebelum gue dianterin pulang, kami mampir dulu ke seven eleven, terus beli makanan sama minuman.
TUHAN MAHAMURAH, MAHABAIK, TUHAN ADALAH TUHAN YANG PALING TOP SEJAGAT RAYA!
saat itu gue merasa di atas sana, TUHAN lagi cengar-cengir sambil ngeliatin gue, dan rasanya gue bisa denger TUHAN bilang gini sama gue, "ini hadiah karena kamu akhirnya pergi ke gereja. Lain kali, lebih rajin ibadah ya."
peace, GOD, I promise I will be anak yang soleha :)
thanks GOD, karena Engkau selalu menyertaiku kapanpun dan di manapun aku berada, karena kebaikan-Mu yang begitu besarnya kepadaku, dan terutama karena Engkau tidak pernah meninggalkan dan melupakan aku :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar