Rabu, 04 Juli 2012

Brave

Brave


Film ini menceritakan tentang seorang putri bernama Merina, yang berusaha untuk mengubah takdirnya, yaitu menikahi salah seorang dari putra sulung kepala suku Skotlandia.
Kisah ini diawali ketika Merina kecil sedang berulang tahun. Ayahnya, raja Fergus, memberinya hadiah sebuah busur panah. Saat Merina kecil sedang berlatih panah, ia melihat will-o-whisp dan mengikutinya, yang ternyata mengakibatkan keluarganya diserang oleh seekor beruang yang diberi julukan Mor'du. Merina kecil melarikan diri bersama dengan ibunya, Ratu Elinor, sementara ayahnya bertarung dengan Mor'du. karena pertarungan tersebut, raja Fergus kehilangan sebelah kakinya.

Merina kecil
dari dulu udah seneng megang busur :)

bertahun-tahun kemudian, Merina telah tumbuh dewasa, menjadi seorang wanita yang pemberani, bebas, dan berjiwa petualang. ia memiliki 3 adik kembar yang sangat usil dan iseng, yaitu Harris, Hubert, dan Hamish. Setiap hari, ia harus belajar menjadi seorang putri yang anggun seperti ibunya, namun Merina tidak menyukai itu. saat yang paling ia sukai adalah ketika ia dan Angus, kuda hitamnya, berkelana keluar kota, berlatih memanah dan berpetualang.
Suatu hari, ratu Elinor mengatakan kepada Merina bahwa Merina akan dilamar. Merina yang mendengar hal itu langsung marah dan menentang ibunya. Bahkan, saat sayembara berlangsung, Merina mendeklarasikan pemberontakannya dengan mengalahkan 3 pelamarnya dalam lomba memanah. Di luar dugaan, pemberontakan Merina menyebabkan 3 kepala suku, sekaligus ibunya, sangat marah. terjadilah pertengkaran antara Merina dengan Elinor. Merina menyobek permadani buatan ibunya, dan Elinor membakar busur milik Merina. Saat busurnya dibakar, Merina menjadi tidak terkendali dan melarikan diri ke hutan.
Di hutan, Merina bertemu dengan seorang penyihir. Ia meminta penyihir tersebut untuk memberikan mantra yang dapat mengubah ibunya. Ditukar dengan kalungnya, Merina berhasil mendapatkan mantra tersebut dan memberikannya kepada ibunya. Sayang, mantra itu tidak bekerja sesuai yang diharapkan Merina.
Elinor berubah... menjadi seekor beruang.
Merina yang panik lalu membawa ibunya kembali ke penyihir tersebut agar ibunya kembali normal. sayang, saat ia kembali ke sana, penyihir tersebut sudah tidak ada. yang tersisa hanyalah pesan singkat dari penyihir tersebut : ibunya akan menjadi beruang secara permanen saat matahari terbit yang kedua kalinya, kecuali ikatan yang dirusakkan oleh harga diri diperbaiki.
dapatkah Merina memperbaiki ikatan antara dirinya dengan Elinor? Akankah Elinor menjadi beruang selamanya? Akankah takdir Merina berubah?


 
film ini mengisahkan tentang komunikasi antara ibu dan anak.
pernah berantem sama mama karena mama nggak mengerti apa yang kita mau?
pernah menganggap kalau mama sama sekali nggak mau mendengarkan pendapat kita, dan memaksakan kehendaknya sendiri?
sebagai mama, pernahkah berpikiran kalau anaknya nggak mau mendengarkan nasihatnya, nggak mau patuh dan terus membangkang, padahal yang kita lakukan itu untuk kebaikannya dia?
nah, sama kayak Merina dengan Elinor, mamanya.
Merina menganggap mamanya selalu memaksakan kehendaknya, nggak mau mendengarkan pendapat Merina dan nggak memedulikan apa yang diinginkan Merina.
Elinor menganggap Merina tidak pernah patuh dan mau mendengarkan kata-katanya, padahal apa yang Elinor lakukan selama ini adalah demi kebaikan Merina sendiri.
bingung nggak tuh? bingunglah.
kalau yang terjadi kayak yang di atas itu, yang ada malah terjadi chaos.
power vs power.
batu vs batu.
and what happen next? it will broken. Shatter. Crash. Fall apart. apapun itu yang artinya pecah.
nggak akan ada konklusi yang tercapai. cuma ada berantem, berantem, dan berantem. teruus gitu sampai ke pojok-pojoknya.
mau berantem terus?
dari film ini, gue dapet satu hal yang simpel, tapi sering banget dilupakan orang.
itu adalah memahami.
kalau dalam konteks ini, memahami ibu atau anak.
memahami itu simpelnya seperti : apakah kita memahami seperti apa ibu/anak kita, apakah kita memahami apa yang benar-benar diperlukannya, apakah kita memahami cara berpikirnya, mengapa ia begini dan begitu, dan pertanyaan-pertanyaan seperti itu lah.
kalau kita memahami sesuatu, menurut gue itu akan membuat lu lebih bisa mengambil suatu keputusan dengan bijaksana dan tepat.
kalau dalam komunikasi, lu akan lebih mudah berbicara dengan lawan bicara lu, kalau lu memahami seperti apa lawan bicara lu itu dan lu paham bener apa yang dia komunikasikan.
kurangnya pemahaman bisa menyebabkan terjadinya prasangka-prasangka buruk yang pada akhirnya menyebabkan perselisihan.
ini bener lho, karena gue dan nyokap gue juga sering berantem gara-gara ini. dan bukan jarang lagi kalau gue berpikiran nyokap gue nggak mengerti gue.
but after watching this film, gue jadi berpikir : sepertinya bukan nyokap gue aja yang harus memahami gue, tapi gue juga harus belajar untuk memahami nyokap gue.
yah, kalau gue udah bisa memahami nyokap gue, dan begitu pula sebaliknya, nyokap gue kan nggak perlu jadi beruang, gitu :D


Merina berusaha melindungi ibunya
so sweet :)

 
hmm, di luar dari itu semua, gue menganggap film ini sangat seru dan menegangkan.
gue menyadari saat nonton, gue sempet menutup mata dan kuping gue beberapa kali. asli, Mor'du (baca : beruangnya) serem banget. udah kayak film horror :D
selain seru, film ini juga kocak.
banyak banget adegan aneh-aneh di film ini yang bikin ngakak, karena itu adegan anehnya aneh beneran. perlu digarisbawah, perhatikan baik-baik adegan perkenalan 3 pelamar.
but the most of all, film ini sedih dan mengharukan.
kenapa? karena ini film tentang kasih sayang yang tulus dari hati :)  (gue nggak bercanda, ini emang beneran begitu). di saat-saat akhirnya, gue sama ade gue langsung nangis terharu-biru gitu. nggak tau kenapa, hati gue sakit rasanya ngeliat itu, dan gue jadi kepengen meluk nyokap gue (perhatian : cuma kepengen aja lho hehee :P)
overall, film ini bagus, sangat layak ditonton, meaningful :)
dan sebaiknya kalau mau nonton, nonton sama mama, biar feelnya makin terasa :P
terus, di awal itu, ada film pendek pembuka, karya Enrico Casarosa, berjudul La Luna. lumayan kan, 2 film satu kali bayar hehee :P






it's not about the fate itself, but it's about how you face the fate.
do you brave enough to face your fate?

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. This is the best animation movie about love and family ever!!!

    BalasHapus
  3. oh, udah nonton?? kenapa yang gue review udah lu tonton semua? bete yeah hahaha

    BalasHapus