Sabtu, 29 September 2012

Badai Jiwa


 

BADAI JIWA
 
dua jam lebih komputerku menyala, namun tak kulakukan sesuatupun kepadanya.
dua jam berlalu dalam kesia-siaan dan pemborosan energi, suatu kesalahan berat yang tak dapat diampuni di era itu, di mana waktu dan energi adalah hal yang esensial dan dilestarikan oleh orang-orang agar tetap ada pada eksistensinya.
dua jam aku duduk, memandangi layarnya yang bercahaya, dengan wallpaper biru standar yang menjadi pemanisnya, namun tak juga kutemukan sesuatupun yang dapat kulakukan dengannya. Seharusnya kumatikan saja, karena aku memang tak tahu apa yang harus kulakukan dengannya. Namun, aku tak mau. Aku ingin melakukan sesuatu, hanya saja aku tak tahu apa yang harus kulakukan.
 
jam-jam berlalu. Aku masih saja duduk di depan komputerku, memikirkan apa yang seharusnya kulakukan.
jam-jam berlalu, kulalui dengan melakukan hal-hal yang tak begitu berguna.
jam-jam berlalu, namun tak juga kutemukan apa yang seharusnnya kulakukan.
seharusnya aku tahu apa yang harus kulakukan.
 
setelah terdiam begitu lama, akhirnya aku menulis.
Apa yang kutulis? tidak, aku tidak tahu. Aku hanya menulis. mengungkapkan apa yang kurasakan. membahasakan apa yang kupikirkan. mengeluarkan apa yang berkecamuk di hati, mengusik relung-relung jiwa, mengacak-acak emosi. menumpahkan luapan imajinasi dan kenangan abstrak yang hilang dan terbit secepat impuls saraf, berlomba-lomba memenuhi serabut kelabu sel otak yang kelelahan ini.
Aku jenuh, sangat jenuh.
aku bosan memikirkan hal-hal yang tak ingin kupikirkan.
aku bosan merasakan hal-hal yang tak ingin kurasakan.
aku bosan hidup dalam kebohongan dan kepalsuan, kepura-puraan yang memuakkan, menjijikkan seperti muntahan.
hariku begitu hambar, hatiku begitu merana.
Aku tak bisa lagi merasa; entah karena hatiku sudah lelah untuk merasa, atau karena terlalu banyak yang hatiku rasakan, sehingga semuanya menjadi kabur.
Sesuatu menyerang batinku, merusak nuraniku, merobek akal sehatku hingga tinggal serpihan.
Aku sakit. Bukan badanku, melainkan jiwaku.
Aku menulis, terus menulis, hingga pikiran dan hatiku lelah, hingga jariku kesemutan. Tetapi aku terus menulis, mengupas segalanya, menguras seluruhnya, hingga tak ada lagi dari diriku yang tersisa.
 
Aku terdiam, memandangi hasil tulisanku. Tidak membacanya, tidak mencermatinya. Hanya memandangi, karena aku sudah tidak punya apapun lagi untuk dipikirkan dan dirisaukan.
Semua sudah tertuang, terhampar dalam sederetan kata yang kuciptakan dengan kedua tanganku ini.
Aku sudah selesai, dan kini aku sangat lelah. Di luar dugaan, mengungkapkan hal yang batiniah jauh lebih melelahkan dari hal yang fisikal. Tetapi hatiku lega, kepala dan jiwaku terbebas, tubuhku terasa ringan. 
Akhirnya, untuk sesaat, aku bisa tenang dalam damai.
Yang tersisa kini hanyalah panggilan-panggilan menuju alam angan-angan, dunia paralel tempat semua yang diinginkan dapat terkabulkan tanpa harus berkorban. Alam yang memikat, membius orang-orang yang putus harapan terhadap hidup, menyemangati orang-orang yang optimis dalam memandang dunia.
Rasa itu kian memanggil, menggodaku untuk menemuinya. Kelopak mataku berat, seolah terhipnotis oleh bujuk rayunya. Setelah hatiku terpuaskan, yang tersisa kini hanyalah kekosongan, ketenangan absolut, yang dapat dengan mudah dikuasai oleh alam angan-angan. yang perlu kulakukan hanyalah melepaskan segalanya, ikut dalam alirannya yang menenangkan.
 
Aku memandangi tulisanku lagi. Tak dapat kukatakan aku puas atau tidak. Aku tidak pernah puas. Imaji yang melimpah membuat semuanya berubah dengan cepat, menghancurkan imaji yang lalu dan menggantinya hingga yang baru; membuatku terus berada di titik yang sama, titik tanpa akhir.
Tapi tidak kali ini. Aku ingin ini berakhir. tidak seperti ribuan imajiku yag tidak ada akhirnya, yang selalu berubah tiap kali aku membacanya. karena itu, aku tidak membacanya.
Kuputuskan aku puas, lalu kumatikan komputerku. Istirahat akan sangat berarti baginya, yang setia bekerja berjam-jam untukku tanpa kenal lelah.
Aku beranjak dari tempatku, pergi ke tempat di mana tubuhku bisa beristirahat dengan tenang.
 
Malam ini, aku tidur dalam damai.

1 komentar:

  1. Masuk ke blog Anda, saya merasakan nuansa baru yang gegap gempita menghampiri diri saya. Desain blog Anda baru dan lebih bagus dari sebelumnya, lebih enak dibaca karna latar belakang tulisan dibuat seperti kaca hitam V-kool, dan tulisannya sendiri berwarna putih. It's pretty good. Jadi, saya tidak mau kalah dengan Anda hahahaha :D

    BalasHapus